telah Kau sapukan gelap jadi kabut, jadi badai,
menyusup di sela retak dan gigil musim,
aku tak ubahnya lakilaki dilukis Goya
pada the forge; terhuyung antara raung palu dan besi,
menekuk tubuh pada gerak nasib yang lantam.
palu menghantam baja, menggeram seperti guruh,
lengan terayun, sedang malam tak jua beranjak;
bara menggeliat mengasapi kulit yang lusuh.
tatkala kutatap langit sesak jelaga
dan doa terkatungkatung,
kusadari di kota ini tak ada ruang tersisa
untuk sekedar memugar
doa yang patah atau mimpi yang terkilir
Lampung, 2025
Latest posts by Bima Yuswa (see all)
- Memandangi Lukisan Goya - 27 September 2025
- Pencopet - 27 September 2025
- Selepas Pesta Miras - 29 Maret 2025