Selamat Malam, Kawan! Manuskrip Puisi yang Merangkul DKJ

Selamat Malam, Kawan! Manuskrip Puisi yang Merangkul DKJ

Ngobrol bersama Muhaimin Nurrizqy, Juara Pertama Sayembara Puisi DKJ 2023

Muhaimin Nurrizqy merupakan seorang penyair yang mampu menyihir Dewan Juri Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023 melalui naskah Selamat Malam, Kawan!. Tidak tanggung-tanggung, ia berhasil menyabet juara pertama di penyelenggaraan tahun 2023. Dengan begitu, ia turut mematahkan kutukan DKJ musim sebelumnya 2021 yang tidak mempunyai juara pertama.

Ketika berhasil menjadi juara pertama di Sayembara DKJ, orang pasti bertanya-tanya, seperti apa Manuskrip yang sukses mencuri hati Dewan Juri. Seberapa hebat manuskrip tersebut? Seperti biasa, Redaksi OmpiOmpi.com kembali berkesempatan untuk ngobrol dengan penyair DKJ ini pada Senin malam (31/07/2023) melalui aplikasi Whatsapp Messenger.

Malam, Muhaimin Nurrizqy, kalo boleh tahu, kami bisa memanggil sampeyan dengan sebutan Aimin, Rizky, atau siapa?

Imin aja bang. Biasa dipanggil Imin.

Ketika diundang di Malam Anugerah Sayembara Sastra DKJ 2023, apakah sebelumnya sampeyan sudah punya keyakinan akan memenangkan sayembara ini?

Ketika saya mengirimkan manuskrip puisi ini, tentu target awal adalah menang. Hanya saja, saya tidak menyangka bisa meraih juara satu.

Menurut Dewan Juri DKJ, naskah “Selamat Malam, Kawan!” menyodorkan balada yang menyapa dan merangkul dengan akrab, simpatik, penuh solidaritas, segala yang banal, hina, serta kotor sebagai metafora untuk suara-suara dari dunia yang babak belur. Meski berwatak naratif, puisi-puisi dalam manuskrip ini dengan cermat menggunakan perangkat-perangkat puitika: tamsil, repetisi, permainan semantik, cakapan lisan, pilihan kata, rima, citraan, juga pemotongan larik secara dramatik untuk membentuk bait. Apakah sampeyan sepakat dengan penjelasan dewan juri?

Secara keseluruhan, saya sepakat dengan Dewan Juri dan berterima kasih atas pembacaan tersebut.

Sebenarnya apa yang ingin sampeyan sampaikan melalaui naskah tersebut? Dan kenapa hal tersebut dianggap penting?

Saya menulis puisi-puisi di dalam manuskrip ini di kondisi pandemi 2020-2022. Di kondisi yang keos itu saya menemukan ternyata bahasa bisa menjadi obat penenang dari sakit fisik dan mental. Kata-kata makian, misalnya. Saya juga pernah menulis dua artikel tentang hal tersebut di garak.id. Jadi saya hanya ingin membuat puisi yang berteman dan merangkul. Tidak ada ‘aku’ yang sendiri. Sebab ketika berada di kondisi bencana, tidak ada ketenangan yang bisa didapat selain dari hadirnya saudara-teman yang sama-sama mau berbagi kesusahan. Jika memang ada genre puisi yang berfungsi sebagai  ‘Obat Penenang’, maka saya mau meletakkan puisi saya di genre tersebut.

Apakah judul naskah “Selamat Malam, Kawan!” diambil dari salah satu judul puisi, atau judul yang mewakili tema dari naskah tersebut? Lalu kenapa dipilih? Bukankah terkesan biasa saja?

“Selamat Malam, Kawan!” Adalah judul dari salah satu puisi di dalam manuskrip dan bagi saya mampu mengikat keseluruhan dari puisi. Memang saya sengaja memberi judul itu karena saya ingin pembaca langsung disambut oleh kalimat sapaan, dan memasuki puisi-puisi di dalamnya sebagai seorang kawan.

Sebenarnya apa yang menjadi nilai lebih manuskrip ini dibandingkan yang lain menurut sampeyan? Apakah karena konsep puisi sebagai kawan atau obat yang mampu menjadikannya istimewa?

Saya rasa ini pertanyaan lebih tepat ditanyakan ke juri. Soalnya saya tidak membaca naskah peserta lain, jadi saya tidak tahu.

Apakah sudah ada penerbit yang bakal mengontrak terbit dari naskah ini? Atau sudah terikat otomatis melalui Penerbit Gramedia? Sebagaimana bagian dari pihak yang mendukung acara ini?

Saya sudah mengirim naskah ini ke Teroka Press. Seingat saya, tidak ada perjanjian dengan gramedia setelah acara selesai.

Kapan rencana terbit naskah ini? Apakah bakal tersedia di toko buku?

Paling lama sepertinya awal tahun besok. Untuk tersedia di toko buku, sepertinya toko buku online atau independen.

Berhubung manuskrip ini adalah juara utama, hampir dipastikan bakal diburu orang ketika sudah terbit. Apa pendapat dan harapan sampeyan?

Hahaha, harapan saya ya laku terjual biar bisa kaya.

Pastinya, ya. Hahaha. Hadiah sayembara, kan lumayan besar. Rencananya mau dipakai buat apa? Apakah buat modal nikah?

Rencananya begitu. Tapi belum mau dan belum ketemu. Mungkin untuk ditabung saja. Atau jalan-jalan. Hahaha.

Konon penyair sukses banyak yang antri.

Hahaha. Masih konon bang. Belum jadi real.

Konon dan kanon, sekilas sama. Menurut sampeyan, bagaimana kanonisasi penyair dewasa ini di Indonesia?

Kanonisasi itu berguna untuk orang yang ingin tahu sejarah atau “katalogue” sastra Indo. Jadi ya ga masalah juga sih ada kanon. Hanya saja perlu ditambah terus dan diupdate. Itu saja.

Menurut sampeyan, bagaimana perkembangan sastra indonesia saat ini, khususnya puisi?

Wah, hahaha. Berat ini pertanyaan. Ada orang yang lebih baik menjawab dari saya. Tapi saya lihat banyak penyair muda baru yang karyanya asik-asik.

Kalau begitu, kita fokus ke naskah sampeyan saja. Jika berkenan, bocorkan dong, agak beberapa larik atau bait dari puisi-puisi yang ada di naskah “Selamat Malam, Kawan!”

Sebenarnya ada beberapa puisi di dalam itu yang juga sudah terbit secara berserakan dan dengan bentuk yang berbeda. Salah satunya di buruan.co seperti pada judul: “Serahkan Kepada Malam”, “Nasib Berkawan”, sama “Gita Puja Kimak I”.

Apakah semua puisi yang terdapat di naskah ini adalah puisi-puisi yang pernah terbit di sebuah media? Dengan tema yang sama atau campuran?

Tidak semua. Tapi temanya sama.

Baik. Bang. Pertanyaan terakhir, apa rencanamu selepas memenangi DKJ ini?

Mungkin fokus menerbitkan buku dulu. Sehabis itu nanti kita lihat lagi.

***

Muhaimin Nurrizqy lahir tahun 1995 di Padang. Bekerja sebagai direktur di komunitas film RelAir dan bagian dari media online Garak.id. Selain bekerja, ia juga aktif menulis puisi, cerpen, dan esai. Buku kumpulan cerpennya Sandiwara 700 Tahun Sebelum Masehi terbit di Kalaka tahun 2019.

2 Puisi Muhaimin Nurrizqy yang terdapat dalam Manuskrip Selamat Malam, Kawan!

serahkan kepada malam

berak, tak usah risau
malam akan memangkas jarak
cintamu yang ribuan kilometer itu
cinta yang mogok
cinta yang tabrakan
cinta yang putus tali rem

demi kau, kawanku
akan kita lepas-bebaskan
kata-kata cinta
di puisi ini
berkali-kali
meski
itu cinta
yang belaka
semenjana

tak perlu sedih, berak
berikan cintamu
ke malam yang teler
biarkan malam membereskan cintamu
yang tidak pada tempatnya itu
cinta yang selalu ingin berdua
cinta yang cemburu buta
cinta yang kalera

kapan lagi
kita bisa menulis
puisi cinta
ketika negara
ikut memaksa
untuk bekerja
kerja kerja kerja
sampai gila
sampai mati

tifus
tukak lambung
lutut goyah
punggung ngilu
depresi

kita ini
generasi
miliar tahun
wabah dan penyakit
turun temurun
mendekam
dalam sel-sel
rapuh
di tubuh
yang renta
sejak muda

tapi
waktu
terus berjalan
bumi
terus berputar

maka puisi
ialah obat
bagi jiwa-jiwa
yang sakit
yang lelah
yang ingin mati

seperti malam
yang memulangkan
aku ke kita
kau ke kita

jadi
berak, kawanku
kendurkan saja
nasib yang tegang
di pundakmu

mari oleng
bersama
di malam
yang goyah ini

2022

nasib berkawan

“if i fall back down
you’re gonna help me back up again
if i fall back down
you’re gonna be my friend”
– rancid

cimporong memang kawan sejati
setiap malam ia berkunjung ke basecamp
membawa bahan-bahan yang bikin senang
kita mabuk pil mabuk lem mabuk air mabuk asap

senang kita mendengar sabda telernya,
“tidak ada hikmah yang harus dipetik dari
masalah hidupmu, kawan!”
“dunia pantek ini, ya, akan begitu-gitu saja.”

kata orang-orang tua,
nasib adalah kesunyian masing-masing
bagi cimporong,
nasib akan selalu meriah
ketika kita bagi bersama kawan
nasib kau nasib aku nasib kita
bersatu padu di bawah pimpinan mabuk

tapi
kemarin ia pulang lebih dulu
ke pangkuan tuhan
ditembak polisi

mengapa mesti cimporong yang mati
kenapa tidak aku saja, tuhan?

cimporong pergi tanpa meninggalkan
hikmah kepada kita
memang begitulah seharusnya

malam ini kami berencana mabuk
untuk mengenang cimporong
untuk merayakan hidup yang pantek
dan begitu-gitu saja

bergabung lah bersama kami, kawan!

2022

0Shares

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *