Jejak di antara Mimpi

Jejak di antara Mimpi

Pukul sembilan pagi, aku terpaku
Melihat jalanan ramai, hati sedikit tenang
Emak membawa baki berisi bubur ayam
Setiap suapan terasa nikmat

“Kenapa bubur buatanmu begitu sedap?”
Emak tersenyum, suasana semakin hangat
Tiba-tiba alarm berbunyi, aku terbangun
Ternyata hanya mimpi

Dua tahun tak makan bubur buatanmu yang penuh cinta
Aku tak sadar, air mata menggenang
Kepergianmu membawa rasa sepi
Yang perlahan mengoyak hati

Zakiah Wahyuni
Latest posts by Zakiah Wahyuni (see all)
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *