kausangsikan itu kelepak burung burung
syak dengan yang ada
di televisi kelewat buram
ditonton di minggu pagi gerah muram
tapi pohon pohon rindang hijau dan langit
biru memukau
menyeret memori akan lukisan mooi indie
ruang guru sekolahmu
dan sungai jernih gemercik
sementara di selokan kotaku sana
belaka pesing kencing
industri alir abadi
kau seperti termuntahkan
dari sumur tua kolonial nihil dasar
di sini sejenak bisa mengelak
dari lembar tagihan listrik raung ganas
mesin mesin pabrik bising truk
borjuis borjuis busuk bau keringat
proletariat nyaris gelandang di tanah moyang
cuma ada sejuk mustahil ada
di kotamu semrawut lagi dekil
udara terpelihara dari celaka kimia
tak ada kecipak kelahi tikus di gorong gorong
gunung sampah di lorong lorong
takjub kau sekejap
di tanah impian cemas mengelak
dari terkoyak
tangan tangan besi pencerahan
sebelum tabiat keparat barat
gila tanah gila rempah
masa penuh darah penuh amarah
tak benar musnah beralih
dari tubuh tubuh putih
berpindah semayam
ke putra putri pertiwi
telah bikin hidup runyam
rampas kedamaian kota
rampas tanah rampas udara
rampas segalanya
sampai tamasya ini, tamasya ini, seperti melayat kematian sendiri
Latest posts by Santama (see all)
- Plea Arthur - 3 Agustus 2024
- TAMASYA - 11 Mei 2024
- MIMPI ALL BLUE - 11 Mei 2024