Ini ruas-ruas jari ibu sisir yang tak dapat ditiru menggisil kutu-kutu dosa hendak melacur dan berdansa merayuku ke neraka. Itu mata ibu budak pencari gunting kuku acapkali luput dari mataku. Di sana langit mahaluas bagai doa ibu sedang di bawahnya aku selalu bodoh tak bisa menghitung berapa jasa ibu harus kubalas harus kubayar. Bekasi, 04 Januari 2024.
Ilustrasi: Ilham Nuryadi Akbar
Ilham Nuryadi Akbar lahir di Banda Aceh dan saat ini sedang merantau di Kota Bekasi. Buku pertamanya diterbitkan oleh Alinea Medika Pustaka berjudul Kemarau Di Matamu Hujan Di Mataku. Puisi dan cerpen telah banyak terangkum pada beberapa media Lokal dan Nasional seperti, Kumparan.com, Koran Radar Banyuwangi, Sumenep.news, ideide.id, Sastra Media, Lensasastra, Literasikalbar, Koran Fajar Cirebon, Barisan.co, Negeri Kertas, dll.
Latest posts by Ilham Nuryadi Akbar (see all)
- Taksonomi Tubuh Ibu - 20 Januari 2024
- Memeluk Ajal - 13 Januari 2024
- Hutang Nasib - 13 Januari 2024
