telah kuterima kabar pertunangan antara kau dan hujan di sore layang-layang bertebaran kau menjelma benang kusut dipintal anak-anak sawah kuterima dengan hati penuh kecambah tumbuh bagai jerawat di lipatan catatan kuliah baru kemarin kita naik angkot pasar raya memotret keluh sopir mengumpat macet bak serigala lantas kuputar siaran paling melankolis di radio senja menunggu senandungmu mengurai pesan kecewa kusimak dengan jantung terbaru dari pasar loak membagi kisah asmara dengan frekuensi tak biasa meski tak pernah kau datang, magrib pun menyarang kueja suaramu mendarat di ponselku kujadikan arca para pengembara yang melintas di mentari menurun kisah cintaku Padang, 2020
Latest posts by Mohammad Isa Gautama (see all)
- Hari-Hari Terakhir Lurah Alizar - 9 Februari 2025
- Pagi Pisang Goreng dan Ketan - 1 Februari 2025
- Hujan Segelas Teh Telur - 25 Januari 2025