Surat Dari Aku Belum Kawin

Surat Dari Aku Belum Kawin

[tanggal, bulan, tahun pikirin sendiri]

dari: aku (belum kawin)
untuk: kamu (entah masih mencintaiku)

dear [nama yang kumaksud]

kalau aku bilang aku tidak mencintaimu lagi,
mungkin kamu harus paham—aku nggak ada di sini,
maksudnya, nggak ada di puisi ini,
juga nggak ada di antara kata-kata yang bengkok,
seperti jalan tol yang katanya lurus
tapi ujungnya ngilang, gaib,
cuma di layar ponsel, loh.

tapi kalau kamu masih mencintaiku—
seperti bungkusan sachet Jasjus rasa asu,
atau mi goreng level perhatian
yang direbus tanpa rasa suka
di Kedai Ane jalan nyam-nyam itu,
puding warna warni warung Mami Dewi yang rempong
memetakan rute hatimu yang selalu pelangi,
tapi kok nggak pernah sampai-sampai ya?
apakah malah kesasar di planet Mars?

puk puk mantap, sambil kita ngemil enak di kasur,
mager olahraga, malah bablas hamil—
serius deh, hamilin apa?
kamu nggak sadar umur kita udah kayak
sisa porsi nasi bungkus?

tanda rambu-rambu usia, nyangkut
di persimpangan napas yang cuma bisa bercakap
dengan bis jam entah pukul berapa
yang selalu telat
gara-gara minum obat sakit hati jadi overdosis,
terus endingnya galau nggak jelas sampai hihihi

kalau aku mencintaimu lagi …
eh? aku yang ini belum kau kawini, ya!
jadi kapan ya, kita bisa ngomong serius?

semoga kamu baca ini sambil ngabrut
(dibaca: ngakak brutal),
atau merenung, atau malah bingung banget
tapi ya gitu deh,
semoga kamu balas, ya?

salam galau,
aku (belum kawin)

Sungai Sirah Pilubang, 30 Agustus 2024

Palito
Latest posts by Palito (see all)
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *