Seseorang
melahirkan plastik
dari tepi sungai
Dari kantongnya
keluar kulit-kulit sabun
popok
dan kisah-kisah yang sudah tak dibutuhkan lagi
“Ia akan larut sendiri,” katanya
sambil menutup mata
dan menceburkan benih-benih plastik
dengan tangan yang masih basah oleh sabda
Sungai pun menelan
sambil menangis
tangisan yang hanya dimengerti
oleh ikan-ikan mati
Lalu kota-kota beraroma menyengat
busuk
seperti perut yang dipaksa menelan
kotorannya sendiri
Dan mereka yang paling lantang
mengutuk air
tak pernah mencuci mulutnya sendiri
Kemudian
sungai berhenti bicara
dan yang tertinggal hanya satu peringatan
“Maaf, aku sudah tak bisa menerima mayat.”
Bandung, 2025
Latest posts by Safri Naldi (see all)
- Sungai dan Kelahiran Kedua - 3 Mei 2025
- Misteri Sendal Bolong: 06 – Surau Angker - 29 Februari 2024
- Beri Aku Judul - 17 Februari 2024