Solilokui

Solilokui
: untuk barang curianku yang mengagumkan

malam melembut
dalam sayup 
angin laut

sejak kau berucap:
"selamat tidur, sayang"
yang adalah pelipur 
hingga fajar tugur 
di arah timur

agaknya tak ada hujan turun, sayang
maupun bunyi violin kebetulan
seperti malam-malam
kita berselisih paham
yang membuatku tersenyum
sebab pipi permenmu mencuat
serupa langit terjaga bohlam merah tua

sejenak mataku tertahan
catatan-catatan
bohemian Persia
dimana wasiat singkat
dengan tanda kutip
terungkap;

"surga dan neraka
cuma soal eksistensi--
semacam daun pinus
di hutan tropis
mereka tak perduli sungai atau jurang
sebagai ranjang matinya"

barangkali
semisal itu
takdir penyair
memilih pragmatis
sebelum segala khilaf
terungkap palsu

memilih malam yang adalah jalan pelarian
sebab siang hanya erangan panjang 
orang-orang korban perang
yang menolak bendera putih
yang tak kabur ke bungker-bungker
sebab tiap tempat
telah sempit 
oleh mayat-mayat
oleh tubuh bayi-bayi
di bawah reruntuhan
ruang makan
dimana seorang kakek
dan cucu kesayangan
memancing gelak tawa tuhan
sebelum tanahnya dicuri
semacam aku mencuri hatimu, manisku
lalu menyimpannya 
dalam kegelepan
ingatan

Nov- 2023
Alif Darojat
Latest posts by Alif Darojat (see all)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *