Silek Kumango

Silek Kumango
masih adakah yang perlu kita pertengkarkan
di sela jurus demi jurus yang melayang
di rusuk angin penyisir belantara sawah
setelah mamak berpetuah 
mencegat klakson truk ekspedisi
bersorak lewat memenuh pagi 

berita memviral, Siti Rabiatun menangis
melumuri pintu dapur
zaman merdeka mendadak jemu
menatap layang-layang melenggok tertahan di lazuardi
memanah rezim sesekali tersenyum rawan
lain waktu menghunjam sangar

jalan berlubang menggamit lutut agar tahan
pada cerita sedih tentang ranah sibiran tulang
pemimpin adat menjual obat untuk dimuntahkan
di karpet merah arak-arakan bajamba
masih dinantinya kerling sayup gadis senja
menghantar nira nagari tetangga

hari melibur, kawa termamah di teras masjid Amarullah
biar tergerus desir jantung yang rindu cerita indah
agar tak kau tanyakan lagi ukuran peci peladang
atau basiba tak terpakai bundo kanduang 
yang bermimpi suatu kali menjejak kaki 
di pusat peradaban tak terdaki

mengurai betapa lenyainya luluk
membasuh luka anak kemenakan
agar tak kerap menantang mentari
sebagaimana Datuk pucuk
dahulu pernah menitahkan 

Kumango, 2022
Mohammad Isa Gautama
Latest posts by Mohammad Isa Gautama (see all)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *