Silabus untuk Bertahan Hidup

Silabus untuk Bertahan Hidup

Di papan tulis:
rumus, harapan, dan coretan siswa yang bosan.
Di kepala:
rencana pembelajaran
yang kalah cepat dari harga beras.
Aku guru.
Tapi gajiku
sering lebih mirip teka-teki silang
level beginner.
Isi hurufnya: “tangguh”, “ikhlas”, “honorer”.
Setiap pagi:
menyapa generasi swipe-up
dengan kapur yang tinggal setengah,
dan senyum yang tinggal sisa.
Mereka bilang:
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.”
Lucu.
Karena kadang kami bahkan tak dapat
tanda hadir.
Anggaran pendidikan 20 persen
entah nyasar ke mana.
Sementara kami tetap di kelas,
menjelaskan soal matematika
dengan meja retak
dan WiFi putus nyambung
seperti janji kampanye.
Sore hari:
membenahi PR yang bukan kami buat.
Malam hari:
menjadi admin WhatsApp
yang ditanyai kenapa anaknya dapat 78.
Katanya kami mendidik masa depan.
Tapi masa depan
masih menawar kami seperti dagangan di pasar.
“Ngajar aja, jangan banyak nuntut.”
Katanya.
Kalau boleh jujur,
aku ingin jadi guru
di negeri yang tak sekadar
memuji kami tiap Hari Pendidikan.

(2025)

Tri Wahyuni
Latest posts by Tri Wahyuni (see all)
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *