senyummu pecah di dinding
ketika ia merayap
hendak melompatiku diam-diam
di sini, aku duduk mendambakan
tepi pipimu
yang serupa telaga dan memandikan
warna-warni di bibir pelangi
sebagian bidadari pernah mencoba
melelang kecupan-kecupan di sana
di sini, aku merindukanmu
banyak napas mempertontonkannya
secara telanjang
dan kelingking telah mabuk menjanjikan
bahwa rindu tak mengenal musim
dan berbuah di setiap mililangkah
usai punggungmu menjauhiku
sesaat, aku yakin kau merindukanku pula
dengung hujan memberi banyak kabar
di pikiran yang sudah letih berdiri
membangun labirin
lalu bunga-bunga suaramu
mulai mekar satu-satu.
Latest posts by Andi Wirambara (see all)
- Sesaat, Aku Yakin Kau Akan Merindukanku Pula - 22 Februari 2025
- KAMASENYUM - 27 Januari 2024
- AYO-AYO MUSIM PANAS - 27 Januari 2024