senja tumpah dalam segelas anggur dan aku tak pernah tahu mana bagianku belah saja awan berparuh merah itu yang entah milik siapa tiada siapa-siapa juga di sana. terkadang, aku ingin tuhan datang dengan sekotak mancis menyalakan sebatang rokok di bibirku peduli apa bulan terbakar di timur hangus juga sekujurku di situ. tapi di serambi sebuah kedai kopi sepasang kekasih berdebat tentang sebab-akibat juga untung rugi: aku merekam detak jantungnya menangkap nada murung yang melompat dari intro tapi siapa peduli kelak sejak sepotong puntung menyisakan alamat tanggung pada sebuah asbak. lalu, perilaku apa yang begitu mengulur waktu--untuk segelas anggur yang hampir beku? sampai aku tak pernah tahu mana bagianku sampai mereka meracuni diri dengan cinta, serenade, yang entah milik siapa. 8-23
Latest posts by Alif Darojat (see all)
- Noktah Senjakala - 16 November 2024
- Semiotika Ramadhan - 20 April 2024
- Solilokui - 9 Desember 2023