kuzikirkan mayat sendiri di bawah malam yang mabuk o, jiwa, kata-kata tak bernama, adakah maut telah menanam cahaya jauh di lambungnya, rakaat kesunyian bagi sajak-sajak yang menyimpan gelisah, diusung gemetar keranda bawakan padaku bunga, atau jalan-jalan tak terduga sebelum surga meneroka, sebelum neraka mengoyak pelataran cahaya dengarlah, ya Maha, telinga dari segala telinga, mata dari segala mata, telah jauh menempuh belantara duka dengan apa lagi kutolakkan? malam yang mabuk malam yang mengucur anyir kutuk, kirimkan salam kepada jiwa, kata-kata tak bernama, mengkafani ingatan dari masa yang jauh dipendam kehilangan duhai, mayatku, berserahlah pada kubur bunga-bunga atau iriskan saja purnama, terjaga sepanjang kecut doa-doa kemanakah suara dibawa, kemana keranda menyeret prasangka sebelum dunia pecah jadi kepingan-kepingan magma dan tak ada lagi cahaya menggurat barisan nama oi, ya Maha, telinga dari segala telinga, mata dari segala mata pandanglah jauh ke dalam keranda, mayatku dirubung sajak-sajak busuk jiwa dikoyak anyir kutuk, belatung-belatung tak berbentuk ke beranda baka akan menuju, melebur jadi debu tak lagi berseru sepenuh deru, antara dunia yang muntahkan paku gubeng, november 2022
Latest posts by Muhammad Daffa (see all)
- Lemari Sukaesih - 11 Februari 2023
- Memoar Ai Mei - 14 Januari 2023
- Memeluk Rumah - 1 Januari 2023