Pupuk Cabe

Pupuk Cabe
tiga rumpun cabai
yang tumbuh di belakang
kehilangan pedas.
daunnya rontok
batangnya encok.
"mau kuurutkan pinggangmu?" tanyaku.
mereka menggeleng.
"tanah kami kering.
kasih pupuk saja."
aku teringat tentang puisi-puisi
di lemari buku. laptop.
dinding toilet. lantai.
"ini saja," bisikku.

kusiram puluhan puisi
ke batang-batang cabai.
"aih, kurang mapan!"
teriak mereka.
aku terkejut. 
ini puisi terbaikku. 
salah?

"o ya. aku tahu."
buru-buru kuambil
beberapa potongan puisi
dari tong sampah.

"ini puisimu?" selidik mereka.
"bukan! milik senior!"

2017
Indra Intisa
Ikuti saya
Latest posts by Indra Intisa (see all)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *