hantarkan aku daun Kesambi agar kunyit dan ketumbar berkawan seperti serai dan santan telah lama berdamai di punggung ikan koki yang tertidur khusyuk diam-diam menunantimu dengan lapar berkilauan di simpang pasar Barulak, setelah kantor Wali Nagari kau pangganglah dulu kemarahanmu pada asap musim panas yang kadang terlantar kadang tersesat di balik pongah dasi kau usirlah tagihan utang di himpitan catatan yang memanggil selalu saat kau bercinta karena di balik langkah etek-etek yang merindu suara anak lelaki tersimpan harap dan mimpi ganih tentang masa depan disisipnya emas segram demi segenggam menjemput undangan maha pencipta di kota para Nabi akan kau ingat masa silam seperti jarum menghunjam atap rumbia rumah gadang riap di rimba hitam lantas berdebar jikalau viral dunia berlari tak pernah melihat ke belakang hantarkan tari penyambut selambat datang saat perantau pulang sesekali tiba-tiba hanya menebar bunga di pusara para tercinta dendang selamat jalan pun tak pernah lekang menjemput kusut masai dunia yang kini coba kau tebak arahnya di tengah pertelingkahan manis daging ikan dan lengkuas serta kemiri di telaga kuah kuning muda Barulak, 2023
Latest posts by Mohammad Isa Gautama (see all)
- Istana Pagaruyung - 26 Oktober 2024
- Lamang Limo Kaum - 19 Oktober 2024
- Katupek Pitalah - 19 Oktober 2024