Perkara Cinta dalam Puisi Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya, Karya Gunawan Maryanto

Perkara Cinta dalam Puisi Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya, Karya Gunawan Maryanto

Gunawan Maryanto adalah seorang penyair, aktor, sekaligus sutradara teater yang memiliki banyak penghargaan. Ia pernah memenangi penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Usmar Ismail Award melalui film Istirahatlah Kata-kata pada tahun 2017. Selain itu, ia juga mendapatkan nominasi Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik tahun 2020, Piala Maya untuk Aktor Utama Terpilih tahun 2021, dan Pemeran Utama Pria Terpuji dalam Festival Film Bandung tahun 2021.

Pria berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta ini lahir pada tanggal 10 April 1976 dan wafat pada 6 Oktober 2021. Ia memang sudah berakhir dalam berkarya dan berkarir, namun karyanya tidak akan pernah berakhir dan keberadaannya akan selalu dikenang. Karya-karya yang ditulis oleh Gunawan Maryanto berupa puisi, prosa, cerpen, dan kritik sastra. Karya-karya tersebut dimuat oleh berbagai media massa di Indonesia. Ia menulis berbagai buku kumpulan puisi seperti Kembang Sepasang, Sakuntala, Sejumlah Perkutut Buat Bapak, dan Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya.

Buku Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya adalah sekumpulan puisi yang ditulis oleh Gunawan Maryanto dan diterbitkan oleh Basabasi pada tahun 2018. Buku ini berisi 83 halaman yang di dalamnya terdapat 31 judul puisi. Puisi-puisi di dalamnya memiliki berbagai keunikan. Ada yang dalam satu judul puisi memiliki beberapa bagian dan ada juga yang di dalamnya hanya memiliki tiga larik puisi. Namun, tetap saja, penulis menulis puisi sesuai dengan pengalam, perasaan, dan keadaan. Seperti pada puisi yang berjudul “Jarak”.

jarak hanya bisa membuatmu melihat
jangan harap bisa terlibat
kebahagiaan-kesedihan berlangsung di kejauhan
—tak lagi mendebarkan

di tempat ini kau tak perlu jam tangan
hanya ingatan. sedikit ingatan

Jogja, 2005.

“Jarak” merupakan kata yang paling dibenci oleh para budak cinta. Jarak memaksa memisahkan antara kedua jiwa. Para pasangan-pasangan selalu ingin mengindar dari jarak. Namun, pada kenyataannya mereka tidak akan pernah bisa mengindar dari jarak. Maka dari itu, perlu jiwa yang dewasa dan sabar dalam menghadapi jarak. Pada dasarnya, hanya orang yang dewasa dan sabar saja yang mampu mengahadapi jarak, selebihnya mereka akan berpisah. Hubungan mereka dibiarkan begitu saja, berlalu begitu saja, tanpa arah yang jelas. Seperti mereka tidak pernah bersama, mengukir cerita cinta yang sama, serta bahagia bersama.

“Jarak”, dalam sebuah buku puisi yang disusun oleh Gunawan Maryanto, Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya, berisikan tentang sulitnya mengahadapi “jarak” dalam sebuah hubungan. Jarak hanya bisa membuatmu melihat, jangan berharap bisa terlibat. Benar, pada larik tersebut siapapun yang menghadapi jarak, orang itu hanya dapat melihat tanpa terlibat langsung dalam kehidupan pasangan karena terbentang oleh jarak. Diri punya kegiatan dan kesibukan, begitu juga dengan pasangan.

Pada kenyataannya, mereka tidak akan ikut serta merayakan kebahagiaan-kebahagiaan serta kesedihan-kesedihan pasangan yang dapat membuat jantung berdebar seperti saat-saat ketika bertemu langsung dengan pasangan sebelum jarak memisahkan. Seperti yang digambarkan pada larik kebahagiaan-kesedihan berlangsung di kejauhan, tak lagi mendebarkan. Bahwasanya hubungan antara budak bucin yang dipisahkan oleh jarak tersebut hanya dapat melihat serta merasakan kebahagiaan dan kesedihan pasangan dari jauh. Hal tersebut tidak sama seperti saat kedua jiwa saling berdekatan yang dapat membuat jantung berdegup begitu kencang. Dipisahkan oleh jarak membuat rasa dag dig dug tersebut hilang.

Di tempat ini kau tak perlu jam tangan
Hanya ingatan. Sedikit ingatan

Tidak perlu jam tangan untuk melihat kapan pertemuan akan tiba, yang diperlukan saat ini adalah hanya sebuah ingatan. Apa sebenarnya cerita yang pernah diukir sebelumnya? Kebahagiaan dan kesedihan apa yang pernah dilalui bersama? Jangan pernah lupakan itu, karena hanya dengan mengingat, apabila memang benar-benar dewasa dan sabar, pasti akan merasakan kehangatan serta berderbarnya jantung saat-saat berjumpa, berbagi suka dan duka. Kunci dari sebuah hubungan long distance relationship adalah kedewasaan dan kesabaran. Dewasa dalam menyelesaikan sebuah pertengkaran dan sabar dalam menunggu kapan ia akan datang.

Cinta, cintalah yang menumbuhkan semuanya. Tanpa cinta, tidak akan ada yang membuat jantung berdebar. Tidak akan ada sepasang budak cinta yang menyelesaikan masalah mereka dengan dewasa. Lantas bagaimanakah cinta tumbuh? Puisi yang berjudul “Pesan-Pesan Pendek untukmu” pada bagian dua berisikan seseorang yang menjawab alasan ia mencintai seseorang. Sesuai dengan judulnya, pada bagian ini hanya mencakup 3 larik puisi. Tidak perlu ditanya mengapa manusia mencintai seseorang hingga sebegitu dalamnya. Pendek saja:

kenapa aku mencintaimu
baiklah, jika kau butuh jawaban
karena aku mencintaimu

Begitu kira-kira jawaban yang akan dilontarkan oleh seseorang yang sudah tergila-gila dengan sosok yang ia cintai. Cinta tumbuh dengan sendirinya, semua manusia berhak mencintai dan dicintai. Entah itu karena fisik, sikap, hati, atau tanpa alasan sekalipun. Bahkan mereka akan melakukan apapun demi seseorang yang mereka cintai.

Sering kali kalimat “karena aku mencintaimu tanpa karena” muncul dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, apabila memang benar cinta, seseorang akan mencintai tanpa memandang suatu apapun. Namun, tidak mungkin seseorang mencintai orang yang mereka cintai itu tanpa alasan apapun. Entahlah yang mana yang benar, intinya cinta membuat manusia cepat tua dan pelupa. Seperti salah satu larik yang terdapat dalam puisi yang berjudul “Pulang Kampung” yang berbunyi:

apa yang mereka lakukan di ruang ini
benda-benda tak bergerak dari tempatnya
kata-kata berhenti di satu masa
sudahlah, kita bangsat, sama-sama tak selamat
terimalah kedatanganku
sebagaimana kau menerima kepergianku

cinta bikin kita tua dan lekas lupa
hanya berdebar sebentar di lebaran
dan mengulangnya lagi tahun depan

Jogjakarta, 2006

Pada larik ke tujuh, sudah tahu cinta itu banyak kurangnya, namun mengapa hal tersebut sangatlah candu. Begitulah, manusia seperti dibodohkan dengan adanya cinta. Mau sekurang apapun seseorang yang mereka cintai, yang namanya cinta tetaplah cinta. Hanya satu yang dapat menghentikannya, ilfeel. Beda halnya dengan puisi yang berjudul “Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya” pada bagian satu mengenai kutukan yang dihadapi manusia.

1
baiklah. kujalani saja kutukan ini
akan kutulis seribu perasaan tentangmu
mulai pagi ini hingga kelak
ketika burung-burung itu tak lagi bersarang di rambutmu
saat itulah semua berakhir

Sebenarnya kutukan apa yang membuat manusia mempertahankan kutukannya itu? Mengapa mereka tidak berusaha menghilangkannya saja? Baiklah. Kujalani saja kutukan ini. Kutukan apa yang akan tetap mereka jalani jika bukan kutukan cinta? Cinta memang membuat manusia gila, buta, tuli, hingga tak sadarkan diri bahwa mereka sedang dimabuk asmara.

Akan kutulis seribu perasaan tentangmu
Mulai pagi ini hingga kelak

Larik di atas merupakan bukti bahwa manusia-manusia yang sudah terlanjur mencintai seseorang hingga pada tahap yang paling mendalam tanpa sadar mereka telah dibutakan. Mereka akan mencintai dan menulis sampai beribu perasaan tentang manusia yang dicintainya itu hingga waktu yang sangat lama. Hidup mereka akan dipenuhi dengan pengorbanan. Mengorbankan waktunya, tenaganya, segalanya, demi manusia yang dicintainya.

Tidak akan ada yang bisa menghentikan mereka yang menjalani kutukannya kecuali dalam larik ketika burung-burung itu tak lagi bersarang di rambutmu, saat itulah semua berakhir. Ajal, hanya ajal yang dapat menghentikannya. Bahkan ajal yang memisahkan antara burung-burung dengan rambut seseorang yang mereka cintai itu. Kutukan-kutukan cinta akan menghilang dengan sendirinya. Ajal yang hanya dapat menghentikan manusia gila itu berhenti menulis seribu perasaan atau bahkan lebih tentang seseorang yang mereka cintai. Ajal, pada akhirnya hanya ajal yang akan dapat memisahkan seluruh perasaan-perasaan yang saling bertaut. 

Tanpa cinta, hidup terasa hampa. Lantas bagaimana jika di dunia ini tidak ditemukan cinta? Mungkin, tidak akan ada suara degupan jantung yang begitu kencang saat bertemu dengannya pertama kali. Tidak akan ada bayangannya yang selalu hadir dalam lamunan. Tidak akan ada perasaan-perasaan yang salah tingkah saat berjalan bersama. Tidak akan ada senyum favorit yang terlukis indah di wajahnya. Tidak akan ada kecupan-kecupan serta pelukan-pelukan hangat pada malam itu. Karena cinta memberikan kehangatan bagi siapapun yang mendapatkan cinta dan kasih sayang. Ketika jarak mulai memisahkan di antara mereka, di situ sang pembuat janji mulai lupa akan janjinya. Maka dari itu, tanpa cinta, tidak akan ada janji-janji manis yang selalu dinanti kapan itu akan terjadi. Ia berjanji akan pulang, namun tanpa cinta, tidak akan ada hati yang rapuh serapuh-rapuhnya melihat ia pulang bersama yang baru.

Buang segala pikiran semacam itu. Tidak semua manusia melakukan hal tersebut dengan mudah. Oleh karena itu, perlu jiwa yang dewasa agar dapat menghadapi jarak. Jauhkan segala apapun niat buruk yang dapat merusak hubungan di antara keduanya. Ketika komitmen telah berhasil dikerjakan bersama, dewasa pun tidak cukup untuk menyatukan. Pada kenyataannya, ia juga berjanji akan pulang, namun tanpa cinta, tidak akan ada hati yang rapuh serapuh-rapuhnya melihat ia pulang selamanya-lamanya. Tiba saatnya ia pergi jauh meninggalkan. Sangat jauh. Jarak yang satu inilah yang tidak dapat ditemukan titik temunya. Tanpa sadar, mereka tak selamanya bersama.  Dunia telah berubah. Hanya perasaan-perasaan yang menyusun sendiri perasaannya. Karena ajal, kisah mereka usai.

Rani Rustiana
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *