Percakapan Antara Kunti dan Sundel

Percakapan Antara Kunti dan Sundel

“Kenapa Yuzet itu sok tahu segala sesuatu? Tetapi ketika diajak diskusi, sering kabur, pura-pura ga baca atau dengar, alasan sibuk, atau ga nyambung? Kadang bahasannya melebar tidak berkesudahan?” tanya Sundel Bolong suatu malam yang temaram.

Kunti hanya cekikikan di atas pohon beringin. Sesekali ia menyisir rambutnya yang panjang. Kemudian ia berbalik bertanya, “Apakah kamu benar-benar tidak tahu siapa itu Yuzet?”

“Siapa?”

“Yuzet itu berasal dari You, kamu. Zet itu artinya asbun. Jadi kesimpulannya, kamu asbun.”

Hampir-hampir saja mata Sundel copot. Ia bergidik jika hal itu benar-benar terjadi. Cukup perut saja yang bolong.

“Asal jawab aja.”

“Biar jadi Yuzet hehe. Begini. Yuzet itu sebenarnya orang biasa yang ingin diakui eksistensinya. Jadi ia harus menjadi sesuatu yang bakal menarik perhatian orang. Salah satunya dengan cara memotong pembicaraan atau diskusi orang lain. Lalu menjawab dengan referensi yang seolah-olah hanya dialah yang paling paham. Ia berpikir, perhatian orang-orang akan beralih kepadanya. Ia merasa disanjung sebagai produk berhasil. Eh, produk gagal. Eh orang pintar, maksudnya.”

“Kebanyakan, eh, kamu. Mana ada Kunti yang latah begitu.”

“Adanya apa?”

“Ketawa.”

“Ketawa kan juga latah. Apa-apa diketawain. Hihi.”

“Ya, sih.”

“Nah tu tau. Lagian kamu nanyanya serius kali. Kalo mau bahas Yuzet, ga perlu serius. Ntar tu orang denger pembicaraan kita. Jadi naik jakun-jakunnya.”

“Emang Yuzet itu cowok?”

“Ga harus, sih.”

“Trus bilang jakun?”

“Cewek juga ada pake jakun.”

“Cewek apa?”

“Cewek Yuzet, lah. Hehe.”

“Yuzet ga akan denger pembicaraan kita, kok. Tapi dia bisa baca tulisan ini.”

“Hihihi.”

Indra Intisa
Ikuti saya
Latest posts by Indra Intisa (see all)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *