Pecah bulan keseribu. Ditengarai ayat yang cemas. Kota hujan darah Sementara ingatan ialah mayat yang tertidur sebagai fosil, melupakan pertemuan di minggu ketiga Setelah ziarah yang dikutuk sekalian umat. Aku memejam, terbayang wasilah dari apa-apa yang tak juga ditinggalkan Kuingat gerak malam yang celaka, ketika sentuh perawan memabukkan bintang-bintang Pelayaran dimulai pada sabda yang dilemparkan ke bantaran hampa, terkutuklah musim yang hingar Di luar upacara. hingga sekalian bumi dan apa yang dirahasiakannya membeku, menyumpah diri sendiri Antara ketidaktahuan dan mimpi yang hilang, terombang-ambing catatan gersang Gubeng, Oktober 2022
Latest posts by Muhammad Daffa (see all)
- Lemari Sukaesih - 11 Februari 2023
- Memoar Ai Mei - 14 Januari 2023
- Memeluk Rumah - 1 Januari 2023