sepagi itu kau merengek ngidam pisang goreng dan ketan
di kedai Tek Rani yang tersuruk, namun tak pernah lengang
oleh asap rokok dan bualan receh pensiunan
atau gelitik gibah tak sengaja gadis enampuluhan
tak lupa kutambahkan seplastik kecil sala lauak
dan bakwan yang menawan
agar di rumah kita dapat saling bicara
dalam waktu yang agak lama
tentang dendang tak sudah
meruah di tiktok dan instagram
hari pun meninggi, kita belum mandi
tiba-tiba teringat utang yang masih lama akan terlunasi
kau pun tertawa saat kuyakinkan sebuah mimpi
betapa esok sore aku pulang dari kantor
menyetir Mercy
2025
Latest posts by Mohammad Isa Gautama (see all)
- Hari-Hari Terakhir Lurah Alizar - 9 Februari 2025
- Pagi Pisang Goreng dan Ketan - 1 Februari 2025
- Hujan Segelas Teh Telur - 25 Januari 2025
Puisi yang keren