Setiap sore, meja kerjaku mengeluh:
“Aku lelah jadi benda mati.”
Ia ingin jadi pohon lagi, katanya,
agar bisa menyerap matahari
tanpa perlu ditekan oleh laporan.
Aku menepuknya pelan.
Kadang, kulihat kertas-kertas menumbuhkan daun
printer menyemburkan burung kecil
derit dokumen & klakson di luar
menyerupai suara hutan yang dilupakan
Ketika bos masuk,
semua kembali normal.
Kecuali meja yang masih bergetar
seperti sedang berdoa.
2022
Indra Intisa, sering dipanggil Ompi, adalah penulis buku-buku sastra seperti esai, cerpen, novel, dan puisi. Karyanya telah dimuat di berbagai media cetak dan daring, seperti Media Indonesia, Tempo, Riau Pos, Lampung Post, dan lainnya. Ia adalah nominator Kekata Pena Kawindra Award 2016 dan penerima Anugerah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Puisi 2021 sebagai Naskah yang Menarik Perhatian Juri. Bukunya Malala menjadi Buku Puisi Pilihan dalam Payakumbuh Poetry Festival (PPF) 2023.
Ia dikenal sebagai penulis yang gemar bereksperimen dalam menulis puisi dan menggagas sejumlah konsep unik, salah satunya adalah bentuk puisi tiga kata yang dinamakan Putika. Selain itu, ia juga aktif menulis lagu, yang beberapa di antaranya dapat ditemukan di platform musik seperti Spotify, Apple Music, Facebook, Instagram, dan media musik lainnya.
Ia dikenal sebagai penulis yang gemar bereksperimen dalam menulis puisi dan menggagas sejumlah konsep unik, salah satunya adalah bentuk puisi tiga kata yang dinamakan Putika. Selain itu, ia juga aktif menulis lagu, yang beberapa di antaranya dapat ditemukan di platform musik seperti Spotify, Apple Music, Facebook, Instagram, dan media musik lainnya.
Latest posts by Indra Intisa (see all)
- Tangisan Sungai, Sumpah Plastik: Membaca Safri Naldi lewat Ekokritik dan Marxisme - 20 Mei 2025
- Kesunyian Literasi - 15 Mei 2025
- Pemilihan Kepala Desa – Episode 03 - 11 Mei 2025
