kau berjanji mengirimiku tanda sayang lewat pesan masuk sebelum subuh datang berlarat-larat sebelum kokok ketiga ayam jantan terdengar lamat-lamat pagi ini tiada pesan masuk menelusup haruskah aku cemas pada guratan nasib buruk yang membuat hati remuk selepas pulang kerja tiada kulihat bayangmu sore-sore menyambut di depan halte menjemput dengan vespa sewarna jambu mete satu tahun berlalu kepada siapa kubagi pilu yang berderak-derak selain kepada penyiar radio dangdut bersuara serak-serak malam ini sang penyiar membaca pesanku bak penyair “kepada abang sayang yang tiba-tiba menghilang matilah kau terkubur bersama segala kenang.” dentuman kendang datang pelan-pelan raungan gitar dan tiupan seruling bersusulan suara inul mulai bergetar-getar menyelamatkanku dari bayang masa lalu yang kian memanjang
Latest posts by Deni Oktora Pasaribu (see all)
- Masa lalu, biarlah masa lalu.. - 14 Januari 2023
- Rindu yang Panjang Harus Dilepaskan Bertubi-tubi Layaknya Meriam - 15 Oktober 2022