di Perjalanan
burung berceloteh di kabel listrik bagai senar gitar bergetar membawa irama rock, jazz, dan blues ia bergoyang kepala berputar hampir-hampir mabuk. Louis Armstrong melompat dari tiang listrik meniup terompet ke telinganya. tiba-tiba Kurt Cobain menarik telinga “menjauhlah! terompetnya mandul. sini kuajari bermain gitar.” musik grunge mengalun, telinganya gatal. tangannya bergerak mencari pegangan. “stop! jangan kau patahkan pohon itu. kasihan, masih kecil. bayangkan saja dirimu sendiri. itu bukan gitar yang boleh kaupecahkan. Kurt Cobain itu gila!” seru Louis Armstrong. suara seraknya yang berat menghentikan si Buyung tapi merdu, membuatnya terbius sampai beberapa radius. “sini kuajari kau bernyanyi blues?” B.B. King muncul dari dalam tanah. lagu The Thrill Is Gone mengalun. Buyung ditarik oleh tiga legenda bagai lomba tarik tambang diulur kaki meleset ditarik tangan lecet dilepas hati gemas dibiar jiwa gemar. "kau jangan terpedaya oleh mereka, anak muda. nanti kau bisa mati. atau tubuh lumpuh. atau buta. atau tuli." Buyung heran, ada orang tua gelandangan memberi saran. matanya melotot. padahal tanpa otot. “orang gila.” konon dia adalah Bahlul yang mengajari Harun Al Rasyid di Bagdad “tapi di sini bukan Bagdad!” serunya dalam hati. Bahlul tersenyum seperti mengulum “siapa yang gila aku yang selalu berjalan mencari kalam atau kau yang berjalan tanpa tujuan?” tanya Bahlul menyusul. Ingus menetes dari hidung si Buyung. “karena terlalu tua, Ia menjadi gila!” tiba-tiba chord pisang berhamburan di hadapannya: dari dalam tanah— bangkit dari kematian:
(D F#m Bm I'm so happy, G Bb C A cause today I found my friends. C D F#m Bm They're in my head. I'm so ugly)
“itu, Lithium!” seru Bahlul Kurt Cobain meracau parau menghentak bagai pisau menyayat-nyayat telinganya. “ini lagu pertobatan?” tanya si Buyung. ia melihat Tuhan dipanggil-panggil dengan doa. “mau bunuh diri?” hentak Kurt Cobain. pistol menjulur dari mulutnya. Buyung berlalu.
Baca Juga: Mengembara Bersama Malala
Menembus Batas: Big Bang,
Sajadah Terbang, dan Puisi Senja Hari
Catatan: Puisi di atas adalah salah satu penggalan puisi yang terdapat dalam Buku Malala, 2023.
Latest posts by Indra Intisa (see all)
- Jangan Nilai … - 10 November 2024
- Hai AI, Apakah Kamu Mengenal Saya? - 9 September 2024
- Cerita Horor - 15 Agustus 2024