Lima Tahun Sebelumnya

Lima Tahun Sebelumnya
andai saja
di sini sebuah lembah 
dengan lanskap 
semu hijau 
yang dipantulkan
sinau dari permukaan danau

maka kita akan berkemah
merakit perapian kecil 
bakal masak air
dan mengguyur kopi
nol karamel

"sebab rasa manis
hanya euforia di awal 
dan selalu phobia 
di akhir," katamu

lalu, aku hanya mampu menggeser bibir
dan menggelar tikar
dengan tas ransel sebagai bantal

sementara tanpa aba-aba 
kau membacakan satu puisi
dari Bukowski
tentang neraka tanpa penjaga
"hanya belatung-hanya belatung," katamu

aku termenung!

dan mataku terseret
kepul asap 
dari perapian 
yang estafet
menuju pohon terdekat
di tengah cuaca lengket

aku terkesiap
teringat seorang pria
yang berdiang dengan
puisi-puisi apinya
di buangan

"o, Pram yang malang"
dan dua kali aku termenung

sampai aku 
akan 
bertanya
sedikit
kepadamu, manisku!

"dengan bekal apa
kita mengubah 
peran untuk 5 tahun ke depan?"

boleh jadi, Tuhan telah berdiri
di kota-kota dengan baju toga
menghukum manusia 
dengan segunung bingung
seperti seorang gerilya 
yang gagal melamar pacarnya
pasca perang saudara

atau, mungkinkah kita salah satunya?

namun kita hanya bengong
di bawah bulan sepotong
dengan mata capung
kembali termenung

niscaya akan selalu ada alarm 
sebelum keraguan selesai
semacam decit ban pada aspal
mirip jerit klakson
pada kemacetan total

sampai seorang kawan dari pesisir 
menirukan suara pria Yorkshire
dengan menyanyikan lagu 
"Fake Plastic Trees"
seolah ia ingin memberi tahu
bahwa bumi telah dikuasai
manusia-manusia apatis

dan pada akhirnya
kita akan begitu familiar
dengan peradaban 
yang makin brutal

atau takdir memang tak pernah adil
pada sepanjang kenyataan 
yang hanyalah catatan kaki 
yang tak pernah
dikenali asal-usulnya

serupa kita, pada 5 tahun sebelumnya.

Karawang--07-2023
Alif Darojat
Latest posts by Alif Darojat (see all)
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *