: tribute to Abdullah Harahap lemari itu masih saja terjaga dan kau kian percaya pada satu nama bermukim di sana: Sukaesih! adakah ia telah menemukan berlembar-lembar cinta, atau kekal bermalam di relung dada Harahap tua? pejantan dengan cerita-cerita setan di kepala tiap kali malam mengetuk pintu dan jendela, selalu kau saksikan Sukaesih tiba mengucap sayang, dari dalam lemari ia datang, mengendap-ngendap naik ke ranjang mengobati hasrat yang gelinjang kau pun sejenak terpana memandang adakah ini sebenar-benar rupa bertandang atau hanya masa lalu yang kerap lupa jalan pulang? Sukaesih naik ke atas tubuh Harahap tua membuka kancing-kancing kemejanya perlahan saja meraba-raba dada yang kian degup asmara o, Sukaesih, ingatan yang lintang pukang datang sebagai perawan yang menghambur tualang berapa kali percintaan baru kau minta alamat menuju pulang? gubeng, januari 2023
Latest posts by Muhammad Daffa (see all)
- Lemari Sukaesih - 11 Februari 2023
- Memoar Ai Mei - 14 Januari 2023
- Memeluk Rumah - 1 Januari 2023