Kisah Seorang Pekerja Keras : Puisi dari Hartojo Andangdjaja

Kisah Seorang Pekerja Keras : Puisi dari Hartojo Andangdjaja

Hartojo Andangdjaja menulis puisinya dalam bahasa yang jernih dan  sederhana, yang memiliki kedalaman makna dan suasana. Beliau percaya bahwa puisi yang baik justru mudah ditangkap maknanya oleh orang awam sekalipun. Dalam buku kumpulan puisi Hartojo Anangdjaja (1945-1976) yang memuat 36 puisi ini merupakan satu-satunya buku kumpulan puisi yang dimilikinya. Hartojo Andangdjaja setiap menulis karya puisinya selain menggunakan bahasa yang jernih dan sederhana, puisinya juga mengandung inspirasi untuk para pembaca. Karya-karya puisi Hartojo Andangjaya yang membangkitkan rasa optimis, mandiri, dan keberanian yang kuat dalam menghadapi kehidupan dapat memotivasi kalangan muda sekarang ini yang sedang mencari jati dirinya. 

Terdapat salah satu puisi di dalamnya yang  mengisahkan perjuangan hidup seseorang, di mana dia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidup walaupun begitu mereka tetap gigih dalam bekerja. Puisi tersebut berjudul “Perempuan-Perempuan Perkasa” yang menggambarkan bagaimana mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa lelah melakukannya. Puisi tersebut bisa memotivasi pemuda-pemuda pada generasi sekarang untuk tidak merasa pesimis dalam hidupnya. 

Perempuan-Perempuan Perkasa 

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
………dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga
sebelum hari bermula datang pesta kerja

Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
………ke manakah mereka
Di atas roda-roda baja mereka berkendara 
Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota

Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
………siapakah mereka
Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa 
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

1973

Dalam puisi “Perempuan-Perempuan Perkasa” karya Hartojo Andangdjaja ini memiliki tokoh utamanya, yaitu perempuan-perempuan yang mengisahkan perjuangan mereka dalam perjalanan untuk berjualan. Beliau menggunakan bahasa yang sederhana untuk mengisahkan perjuangan para perempuan tersebut, dimana saat itu perempuan-perempuan yang berasal dari desa perbukitan harus membawa bakul yang berisi barang-barang dagangan turun menuju pasar-pasar di kota untuk berebut lapak jualan. Perjuangan membawa bakul tersebut tidak mudah, para perempuan dalam puisi yang ditulis Hartojo Andangdjaja ini berjuang dari sebelum matahari terbit sudah pergi ke stasiun dan menaiki kereta yang menuju kota. Tidak sampai disitu, perempuan yang di maksud puisi tersebut adalah ibu-ibu yang memiliki dedikasi tinggi terhadap keluarganya. 

Hartojo Andangdjaja ingin menunjukan dalam puisinya sebuah kegigihan para perempuan untuk menghadapi permasalah dalam hidup. Puisi “Perempuan-Perempuan Perkasa” menunjukan pesan inspirasi kepada pembaca terutama pada perempuan untuk mengembangkan potensi mereka dalam mencapai kesuksesan. Bahwasanya perempuan-perempuan juga memiliki kemampuan dalam bidang yang dikuasainya untuk bisa dikembangkan serta mampu bersaing dengan kaum laki-laki. Selain  itu, Puisi tersebut menghormati perempuan-perempuan perkasa, serta mengajak para pembaca untuk mengapresiasi kekuatan dan peran penting mereka dalam kehidupan. 

Puisi yang juga mengisahkan perjuangan dalam buku kumpulan puisi Hartojo Andangdjaja berjudul “Petani”. Jika sebelumnya mengisahkan perjuangan para perempuan untuk berjualan dari desa menuju kota, puisi “petani” mengisahkan perjuangan seorang petani dalam menggarap ladangnya. Pekerjaan petani tidak bisa dipandang rendah begitu saja, sebab tanpa petani kebutuhan pokok dapur tidak dapat terpenuhi. 

Petani

Punggungnya landasan matahari
di atasnya kota demi kota berdiri

Di punggungnya surya besar menempa hari
Jadi zaman berangkai zaman
Di punggungnya sejarah membuka jalan,
……jembatan abadi
bagi peradaban demi peradaban

Peradaban pertama ditulis dengan cangkul
di zaman purbani
Peradaban pertama dirintis dengan cangkul
diayunkan petani

 Puisi “Petani” karya Hartojo Anangdjaja ini mengisahkan tentang kehidupan seorang petani, dengan menggunakan kalimat-kalimat yang indah dan memikat. Disini terdapat kalimat cangkul dan petani yang menjelaskan bahwa penulis menulis puisi tersebut tertuju untuk para petani yang sudah bekerja susah payah di ladang. Hartojo Anangdjaja menunjukkan rasa menghargai terhadap petani yang sudah menghasilkan pangan untuk kebutuhan pokok dapur. Pekerjaan yang tidak mudah dilakukan untuk setiap orang, sebab pekerjaan petani yang menguras tenaga serta terdapat sifat kegigihan yang harus dimiliki. Petani merupakan pekerjaan pertama untuk mencukupi kebutuhan dalam pokok pangan tanpa adanya yang bertani manusia tidak bisa mencukupi konsumsi yang cukup dalam tubuhnya. Hal tersebut, sepatutnya bisa menjadi motivasi para pembaca untuk saling menghargai, bekerja keras, mandiri, dan optimis dalam menjalani kehidupan. 

Karya Hartojo Anangdjaja menunjukkan bahwa dalam perjuangan menuju kesuksesan tidaklah mudah, harus memiliki sifat-sifat yang tangguh, pekerja keras, gigih, pantang menyerah, optimis, dan lain sebagainya. Pekerjaan yang terlihat rendah tak sepantasnya untuk direndahkan nyatanya puisi Hartojo Anangdjaja yang mengambil profesi sederhana terdapat kegigihan dalam menjalaninya. Terdapat keikhlasan dalam menjalankan pekerjaan tersebut hingga menghasilkan berkah bagi mereka serta menjadi motivasi pembaca dalam karya puisi Hartojo Anangdjaja. 

Istiqomah Kunthi Romadhoni
Latest posts by Istiqomah Kunthi Romadhoni (see all)
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *