Ketakziman Nelayan

Ketakziman Nelayan

Pada getir laut
kami mendekap meratap harap
memeluk obak yang besrsajak
membelai ingin yang berangin
Tuhan berenang di sana
maka kami takzim menyelaminya
sebagai nelayan yang saleh

Namun, semenjak bambu haram itu
menjelma hantu samudra
kami dan lokan-lokan tak lagi bersua
membentang jarak dengan doa

Ketakziman kami pada laut
dikungkung oleh kecongkakan
bau anyir di tepi pesisir membawa kabar
bahwa hidup kian redup
sebab tuhan sudah kehilang rasa takjub
pada mereka yang lihai bermain mulut

Tuhan, ketakziman seperti apa lagi
yang harus kami suguhkan?
jika laut tak lagi menjadi tumpuan
bagi kami dan doa lokan-lokan

Di kening mereka yang keriput
sungguh terlihat getir laut;
“aku adalah sebagian dari nasib dan nisab hidupmu”

Bandung, 2025

Yoga Dzulkarnain
Latest posts by Yoga Dzulkarnain (see all)
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *