1.1
menjelang subuh, suara angin berarak masuk lewat jendela
jam dinding tergeletak di ruang doa
sedang ayah sudah begitu matang di ranjangnya yang lugu
lalu … anak-anak gugur lebih dulu dari mata ibu
1.2
setelah kemerdekaan
ibu merangkak di atas tanah air yang dicintainya
sedang ayah menggali mata air dari tubuhnya sendiri
dan anak-anak sudah jadi saga dalam ruang doa
1.3
kemerdekan itu, seperti anak-anak yang menanti hari minggu
lalu duduk depan televisi menyaksikan film power rangers kesukaan mereka
tanpa memikirkan televisi sudah merenggut waktu bermain mereka
1.4
dan kemerdekaan itu sederhana saja
lapar di tanah sendiri
haus di tanah sendiri
dan mati di tanah sendiri
Marana, 11/08/24
Roy Andika lahir di Marana, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi tengah. Buku pertamanya yang telah terbit “Ketika Puisi Bercerita” (AE Publishing, malang Oktober 2020) dan beberapa karyanya dimuat dalam antologi bersama, “Melipat Jarak menuang rindu 2021), (Bait-bait di Punggung Waktu 2022), (POIESIS II 2021), dan (Rumpai Harapan 2023). Beberapa media seperti Puisi Pedia, Marewai dan masih banyak lagi. Seorang penulis yang kesehariannya menjadi pengajar juga aktif dalam sebuah organisasi Pecinta Alam, bisa dijumpai di IG: @sinaga97_ atau Fb Roy Sinaga.
Latest posts by Roy Andika (see all)
- Kemerdekaan - 28 September 2024
- Senin Upacara Bendera - 7 September 2024
- Cita-Cita Puisi - 4 Mei 2024
