sejauh mata memandang
seluas makna perasaian
akhirnya sampai jua di ranah
tempat nenek dan moyang
merangkai tulah
ringkasan sejarah
sejauh jalan berlubang
di sisi Singkarak
Padang Panjang menitip lembap
akan bersua juga kita
di jenjang kayu sejuk merayap
kau menungkanlah kamar nan sembilan
tempat dayang dan putri berkicau
ninik mamak mengelus pisau
kadang menyantap durian dan lemang
bersahabat tembakau
seruas demi sebatang ijuk
menaungi rapat adat tak sudah
ditatap Cindua Mato tegar berdiri
berpalun kolam bidadari
mandi menyurukkan permata
di kaki gunung Bungsu
usah lama berlagak
usai makan bajamba
hiruplah lenguh Gumarang
luruh dari alang-alang
anak Bukik Gombak
khidmat mengunyah pantun nasihat
sebelum kau lewa jurus silat
terpuruk jadwal liat
menyemak peta perantauan
entah kapan sempat
meniti gonjong berkelok
tujuh menusuk langit
merimbun rindu dendam
lupa menjemput si cantik
memalingkan rintih sakit
Batusangkar, 2024
- Hari-Hari Terakhir Lurah Alizar - 9 Februari 2025
- Pagi Pisang Goreng dan Ketan - 1 Februari 2025
- Hujan Segelas Teh Telur - 25 Januari 2025
I enjoy reading the poem. Thank you for sharing your poem, Bang Isa.