Untuk; mayat-mayat dini hari yang ingin pulang ke rumah yang sejati. Dini hari sejumlah mayat jemu menunggu keranda biru. Di halte keranda biru. Jalan alam baka penuh riuh dengan truk-truk yang berisi doa-doa permohonan ampun dari keluarga yang ditinggal pergi. Lampu lalu lintas silih berganti. --doa diterima, doa tidak diterima. Hijau-merah, merah-hijau. Baru berapa jam kemudian sejumlah mayat mendapatkan jatah keranda biru yang membawanya pulang ke rumah yang sejari. ”Bagi orang yang sudah mati, menunggu lama keranda adalah hal paling menjengkelkan,” ucap mayat lelaki berambut ikal. Di dalam keranda biru sekumpulan mayat menyebarkan nyiur amis dari peluh badannya. Ada banyak yang tertidur, ada yang hanya menatap kosong, ada yang bermain ponsel pintar karena masih penasaran dan rindu kerabat atau sahabatnya di dunia.
Latest posts by Muhammad Ridwan Tri Wibowo (see all)
- Merayakan Duka - 20 Juli 2024
- Tragedi Kehidupan - 13 April 2024
- Mau Diunfollow, tapi Rindu Tak Sanggup - 20 Januari 2024