Halte Keranda Biru

Halte Keranda Biru
Untuk; mayat-mayat dini hari
yang ingin pulang ke rumah yang sejati.

Dini hari sejumlah mayat jemu
menunggu keranda biru.

Di halte keranda biru.
Jalan alam baka penuh riuh
dengan truk-truk yang berisi
doa-doa permohonan ampun
dari keluarga yang ditinggal pergi.

Lampu lalu lintas silih berganti.
--doa diterima, doa tidak diterima.
Hijau-merah, merah-hijau.

Baru berapa jam kemudian
sejumlah mayat mendapatkan
jatah keranda biru yang membawanya
pulang ke rumah yang sejari.

”Bagi orang yang sudah mati,
menunggu lama keranda
adalah hal paling menjengkelkan,”
ucap mayat lelaki berambut ikal.

Di dalam keranda biru
sekumpulan mayat
menyebarkan nyiur amis
dari peluh badannya.

Ada banyak yang tertidur,
ada yang hanya menatap kosong,
ada yang bermain ponsel pintar
karena masih penasaran dan rindu
kerabat atau sahabatnya di dunia.
Muhammad Ridwan Tri Wibowo
Latest posts by Muhammad Ridwan Tri Wibowo (see all)
0Shares

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *