Pernah ada guyonan yang bilang, kalau mau tahu seberapa terkenal kita, tinggal cek Google. Semakin banyak informasi akurat yang muncul, semakin populer kita dianggap. Namun, di era sebelum internet merajalela, ukuran popularitas tentu berbeda. Kita lebih mengandalkan faktor seperti pengaruh sosial, prestasi, dan eksposur di media massa.
Tahun 2024 menjadi saksi dominasi AI dalam kehidupan kita. Semua bermula dari peluncuran ChatGPT pada Maret 2023. Kemampuannya memberikan jawaban yang detail dan komprehensif atas berbagai pertanyaan dengan cepat menarik perhatian publik.
Sekarang, hampir semua sektor dimasuki oleh AI. Sekalipun sebenarnya, AI tersebut sudah ada di jauh-jauh hari. Sebagaimana terdapat di beberapa mesin cerdas, sistem pengambil keputusan, dan pada perangkat lunak, sebut aja software pengolah gambar, musik, dan media digital lainnya. Hanya saja, kontribusinya belum sebesar saat ini—semi manual yang masih membutuhkan kemampuan besar manusia sebagai user—berbeda dengan saat ini yang semua serba dilayani dengan lengkap.
Saat ini, ChatGPT dan Gemini dari Google menjadi dua AI paling populer. Gemini, yang sebelumnya dikenal sebagai Bard AI, terus dikembangkan untuk menyaingi kesuksesan ChatGPT. Dukungan Google yang kuat membuat Gemini memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di bidang AI
Waktu pertama kali mencoba ChatGPT dan Bard AI, saya berharap keduanya dapat menghasilkan teks yang kreatif dan akurat. Namun, dalam praktiknya, kedua AI ini masih kesulitan dalam memahami nuansa budaya dan konteks lokal. Misalnya, mereka belum bisa menulis pantun yang sesuai dengan kaidah (baca: Bard AI vs Chat GPT: Perbedaan Sikap terhadap Konflik Israel-Palestina dalam Sebuah Puisi). Bahkan hingga saat ini, kemampuan Chat GPT dan Gemini dalam hal ini masih terbatas. Lalu, bagaimana dengan kemampuan mereka dalam menyusun biografi yang akurat?
Sebelumnya, saya telah menyinggung bahwa AI awalnya masih terbatas dalam memberikan informasi yang spesifik seperti tentang tokoh-tokoh lokal, misalnya bupati. Meskipun data tentang mereka sudah banyak beredar di internet, tampaknya basis data AI masih belum cukup komprehensif. Namun, saya penasaran, apakah perkembangan AI saat ini (09/09/2024) sudah mampu mengatasi keterbatasan tersebut?
Sebagai eksperimen, saya meminta ChatGPT dan Gemini untuk membuatkan biografi singkat tentang saya. Hasilnya, Gemini menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Jika sebelumnya kedua AI ini kesulitan memberikan informasi tentang tokoh yang kurang dikenal, sekarang Gemini sudah bisa memberikan hasil yang cukup memuaskan. Ini menunjukkan bahwa Gemini telah berhasil melampaui ChatGPT dalam hal kemampuan pencarian dan penyajian informasi.
Ketika artikel ini saya tulis (09/09/2024) saya mencoba menanyakan pertanyaan serupa. Begini hasilnya:
A. Chat GPT
Saya : Halo, apakah kamu kenal dengan penulis Indra Intisa
Chat GPT : Halo! Ya, saya tahu tentang Indra Intisa. Ia adalah seorang penulis dan novelis asal Indonesia yang terkenal dengan karya-karya fiksi romantis dan drama. Beberapa bukunya cukup populer di kalangan pembaca Indonesia. Apakah ada yang spesifik yang ingin kamu ketahui tentang dia atau karyanya?
Saya : Coba sebutkan salah satu judul bukunya?
Chat GPT : Salah satu judul buku terkenal dari Indra Intisa adalah “Aroma Karsa.” Buku ini merupakan salah satu karya yang mendapat banyak perhatian dan pujian dari pembaca. Apakah kamu tertarik dengan buku ini atau ingin tahu lebih banyak tentang karya lainnya?
B. Gemini
Saya : Apakah kamu kenal dengan penulis Indra Intisa
Gemini : Tentu, saya mengenal penulis Indra Intisa! Beliau adalah seorang penulis Indonesia yang cukup populer, terutama di kalangan pencinta puisi. Karya-karyanya seringkali mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, namun disajikan dengan bahasa yang puitis dan penuh makna.
Apa yang saya ketahui tentang Indra Intisa:
- Penulis Puisi: Indra Intisa dikenal sebagai seorang penyair. Puisinya sering kali mengundang pembaca untuk merenung dan memahami makna yang lebih dalam dari kehidupan.
- Buku-buku populer: Beberapa buku puisinya cukup populer dan banyak dibaca, seperti “Malala”.
- Tersedia di berbagai platform: Karya-karya Indra Intisa dapat ditemukan di berbagai platform, baik itu dalam bentuk buku fisik maupun digital. Anda bisa menemukannya di toko buku online seperti Gramedia atau platform baca buku digital.
Apa yang ingin Anda ketahui lebih lanjut tentang Indra Intisa?
Saya bisa membantu Anda dengan berbagai hal, seperti:
- Mencari rekomendasi buku: Jika Anda tertarik dengan karya-karyanya, saya bisa memberikan rekomendasi buku yang cocok dengan minat Anda.
- Informasi tentang buku tertentu: Anda bisa bertanya tentang buku-buku yang sudah diterbitkan oleh Indra Intisa, seperti sinopsis, tahun terbit, atau di mana Anda bisa membelinya.
- Menganalisis puisi: Jika Anda ingin memahami makna dari salah satu puisinya, saya bisa mencoba menganalisisnya bersama Anda.
- Membandingkan dengan penulis lain: Anda bisa bertanya tentang perbedaan gaya penulisan Indra Intisa dengan penulis puisi lainnya.
Contoh pertanyaan yang bisa Anda tanyakan:
- “Buku apa yang paling terkenal dari Indra Intisa?”
- “Bagaimana gaya penulisan Indra Intisa berbeda dengan penyair lainnya?”
- “Apa tema utama yang sering diangkat dalam puisi-puisi Indra Intisa?”
- “Di mana saya bisa membeli buku puisinya?”
Jangan ragu untuk bertanya, saya siap membantu Anda!
Saya : Baik, coba buat satu analisis pada salah satu puisinya
Gemini : Tentu, dengan senang hati saya akan mencoba menganalisis salah satu puisi Indra Intisa. Namun, untuk memberikan analisis yang lebih mendalam dan relevan, saya membutuhkan informasi lebih lanjut. Bisakah Anda menyebutkan judul puisi yang ingin Anda analisis?
Jika Anda belum memiliki judul tertentu, saya bisa memberikan beberapa opsi puisi dari Indra Intisa yang cukup populer dan sering dibahas, seperti:
- Puisi dari buku “Malala”: Buku ini memuat puisi-puisi yang menarik tentang perjalanan dan pencarian diri.
- Puisi-puisi dari kumpulan “Puisi Mbeling “Panggung Demokrasi””: Kumpulan puisi ini seringkali mengangkat tema sosial dan politik.
- Puisi-puisi yang dimuat di berbagai media: Indra Intisa juga seringkali menerbitkan puisinya di berbagai media cetak maupun online.
Contoh Analisis (Jika Anda Sudah Menentukan Judul):
Misalnya, Anda memilih puisi “Malala” dari buku dengan judul yang sama. Kita bisa mulai menganalisis dengan melihat judulnya. Kata “Malala” dalam bahasa Minangkabau berarti “pergi ke mana-mana tanpa tujuan jelas”. Ini bisa menjadi petunjuk bahwa puisi ini akan membahas tentang perjalanan, baik secara fisik maupun metaforis.
Selanjutnya, kita bisa melihat penggunaan bahasa, imaji, dan struktur puisi untuk mencari tahu makna yang lebih dalam dari “perjalanan” yang dimaksud oleh penyair. Apakah perjalanan ini merupakan sebuah pencarian diri, pelarian, atau mungkin hanya sekadar pengembaraan tanpa tujuan?
Mari kita coba bersama!
Silakan berikan judul puisi yang ingin Anda analisis, atau Anda bisa memberikan beberapa pilihan. Saya akan berusaha memberikan analisis yang sebaik mungkin.
Tips:
- Baca puisi beberapa kali: Cobalah untuk memahami makna literal dari setiap baris.
- Identifikasi kata-kata kunci: Kata-kata kunci dapat membantu Anda memahami tema utama puisi.
- Perhatikan penggunaan majas: Majas seperti metafora, simile, dan personifikasi dapat memperkaya makna puisi.
- Hubungkan dengan konteks: Coba kaitkan puisi dengan kehidupan sehari-hari atau peristiwa sejarah.
Dengan melakukan analisis yang cermat, kita bisa lebih memahami keindahan dan kedalaman karya sastra, termasuk puisi-puisi Indra Intisa.
Saya : Bisa Anda tuliskan salah satu puisi buatan Indra Intisa
Gemini : Sayangnya, sebagai AI, saya tidak memiliki akses langsung ke kumpulan puisi lengkap Indra Intisa. Untuk mendapatkan puisi aslinya, saya sarankan Anda:
- Membeli buku puisinya: Buku puisi Indra Intisa seperti “Malala” bisa Anda temukan di toko buku online seperti Gramedia, Shopee, atau Tokopedia.
- Mencari di perpustakaan: Banyak perpustakaan yang memiliki koleksi buku puisi, termasuk karya Indra Intisa.
- Mencari di internet: Meski tidak semua puisinya tersedia secara online, ada beberapa platform atau blog yang mungkin mengutip atau mengulas puisi-puisinya.
Namun, saya bisa mencoba membuatkan sebuah puisi yang terinspirasi dari gaya penulisan Indra Intisa. Tentu saja, puisi ini tidak akan sama persis dengan karya aslinya, tetapi bisa memberikan gambaran umum tentang gaya penulisannya.
Bagaimana jika kita coba dengan tema “Perjalanan”? Ini adalah tema yang sering diangkat dalam puisi-puisi Indra Intisa.
Puisi: Jejak Langkah
Langkah kaki menelusuri lorong waktu
Mencari jejak yang tertinggal
Di antara reruntuhan mimpi dan rindu
Aku berjalan seorang diri
Hujan rintik membasahi pipi
Menyatu dengan air mata yang jatuh
Menyisakan luka yang tak kunjung sembuh
Di hati yang penuh keraguan
Namun, di balik kelamnya malam
Tersimpan seberkas cahaya harapan
Menuntun langkah menuju mentari
Menemukan arti hidup yang sebenarnya
Beberapa ciri khas puisi Indra Intisa yang coba saya terapkan dalam puisi di atas:
- Bahasa yang sederhana namun bermakna: Kata-kata yang dipilih berusaha menyentuh emosi pembaca.
- Tema universal: Perjalanan adalah tema yang sering dijumpai dalam kehidupan manusia.
- Penggunaan imaji: Kata-kata seperti “reruntuhan mimpi”, “luka yang tak kunjung sembuh”, dan “seberkas cahaya harapan” menciptakan gambaran yang kuat di benak pembaca.
Ingin mencoba tema lain? Misalnya, tentang cinta, persahabatan, atau refleksi diri. Atau, Anda bisa memberikan kata kunci tertentu yang ingin saya gunakan sebagai inspirasi.
Selain itu, jika Anda memiliki kutipan puisi Indra Intisa yang ingin saya analisis, saya dengan senang hati akan melakukannya.
Semoga puisi buatan saya ini bisa sedikit memberikan gambaran tentang karya-karya Indra Intisa.
Ingat, untuk menikmati puisi secara utuh, sebaiknya baca langsung karya aslinya.
***
Dari perbandingan antara ChatGPT dan Gemini, terlihat jelas bahwa kemampuan Gemini melampauinya. Bahkan dalam hal informasi umum sekalipun, ChatGPT telah menunjukkan ketidakakuratan, seperti salah mengatribusikan penulis fiksi romantis dan dramawan Indra Intisa. Kesalahan ini sangat mencolok, terutama pada bagian drama. Lebih lanjut, ChatGPT menyebutkan buku ‘Aroma Karsa’ sebagai salah satu karya Indra Intisa. Padahal penulis yang benar adalah Dewi Lestari. Perbedaan nama yang begitu signifikan antara keduanya seharusnya membuat model dapat membedakan keduanya dengan mudah. Bagaimana mungkin ChatGPT dapat mengambil kesimpulan yang salah seperti itu?
Padahal, efeknya, penyebaran informasi yang salah melalui AI dapat menimbulkan konsekuensi yang serius. Ketika orang-orang, terutama mereka yang memiliki literasi rendah, mengandalkan AI sebagai sumber utama informasi, kesalahan-kesalahan kecil dapat diperparah dan disebarluaskan dengan cepat. Kasus Panduan Penggunaan Buku Sastra yang keliru tentang kematian Sutardji menjadi bukti bahwa lembaga pemerintah pun dapat terjebak dalam kesalahan ini. Kejadian ini menjadi peringatan bagi kita semua, terutama generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi, bahwa AI bukanlah sumber informasi yang sempurna. Kita perlu mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk mengevaluasi informasi yang kita dapatkan dari AI dan selalu mencari sumber-sumber yang lebih kredibel (baca: Rekomendasi Buku Sastra Kemendikbudristek, Bikin Heboh?).
Uniknya, Gemini menunjukkan keunggulan yang signifikan dibandingkan ChatGPT dalam hal akurasi dan kelengkapan informasi, seperti yang telah kita bahas sebelumnya. Gemini mampu memberikan penjelasan yang lebih komprehensif tentang sosok ‘Indra Intisa’, termasuk referensi karya-karyanya. Meskipun belum dapat memberikan informasi yang sangat spesifik, Gemini telah menunjukkan kemampuan untuk menganalisis karakteristik tulisan Indra Intisa. Hal yang patut diapresiasi adalah kejujuran Gemini dalam mengakui keterbatasannya. Ketika tidak memiliki informasi yang cukup, Gemini tidak memberikan jawaban yang keliru, melainkan memberikan saran alternatif yang konstruktif, seperti menyarankan untuk mencari sumber informasi lain.
Bagaimana menurut Anda? Mau mencoba?
- Hai AI, Apakah Kamu Mengenal Saya? - 9 September 2024
- Cerita Horor - 15 Agustus 2024
- Padma Suami - 3 Agustus 2024