Dukun Pijat

Dukun Pijat
mula-mula kau adalah pianis 
pelan menekan tuts-tuts sepanjang epidermis.
telinga jemarimu menajam
adakah nada yang terkilir dan lebam?
not hitam itu sesekali menciptakan suara minor
saat tindihan tanganmu terlalu kuat
dan seketika not balok memucat lalu loncat
jatuh sebagai remah-remah daki.
 
kemudian kau menjadi polisi lalu lintas
rajin mengatur arus di ruas-ruas urat
banyak jalan saling silang, padat
oleh kendaraan pengangkut penat
juga cemas.
begitu riuh kemacetan di persimpangan sendi
lampu merah tertelan gaduh sumpah serapah
seakan mulut tak melihat penanda dilarang melintas.
 
lalu kau menjelma petani garam
tabah mengairi setiap pembuluh darah
membuka tutup katup irigasi
menjaga ladang dengan air mata perih
sebagai mata air rela mengkristal
menjadi butir-butir putih.
 
namun kau tetaplah seorang pewirid
komat- kamit sambil sesekali bergumam
meniup linu dan ngilu yang semakin kerap singgah.
 
Tuban 2022
Winarni Dwi Lestari
Latest posts by Winarni Dwi Lestari (see all)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *