mula-mula kau adalah pianis pelan menekan tuts-tuts sepanjang epidermis. telinga jemarimu menajam adakah nada yang terkilir dan lebam? not hitam itu sesekali menciptakan suara minor saat tindihan tanganmu terlalu kuat dan seketika not balok memucat lalu loncat jatuh sebagai remah-remah daki. kemudian kau menjadi polisi lalu lintas rajin mengatur arus di ruas-ruas urat banyak jalan saling silang, padat oleh kendaraan pengangkut penat juga cemas. begitu riuh kemacetan di persimpangan sendi lampu merah tertelan gaduh sumpah serapah seakan mulut tak melihat penanda dilarang melintas. lalu kau menjelma petani garam tabah mengairi setiap pembuluh darah membuka tutup katup irigasi menjaga ladang dengan air mata perih sebagai mata air rela mengkristal menjadi butir-butir putih. namun kau tetaplah seorang pewirid komat- kamit sambil sesekali bergumam meniup linu dan ngilu yang semakin kerap singgah. Tuban 2022
Latest posts by Winarni Dwi Lestari (see all)
- JUBUNG BATU KAPUR - 6 Januari 2024
- Dukun Pijat - 29 Juli 2023