Debussy Setelah Enam Petang

Debussy Setelah Enam Petang
Kita, perang tak kunjung lerai.

Pecahan poyektil dan serak selongsong
peluru bercampur keringat dan darah
            yang terus menetes itu.

Sebelum turun, satu per satu,
embun dari ranting zaitun.

Tetapi malam baru dirancang
untuk dibangun.

Kau mau menunggu? 
Sebentar, aku dengar
    arabesques no. 1.

Namun, setelah itu pun
kita hanya bisa saling menghibur,
meredakan segala yang terlalu
                     mendebur

di antara gerimis yang nyaris kalis,
dan petang yang belum lengkap
jadi malam.

Di luaran, masih mendesak kumandang.
Dalam diri, belum rapi lagi lempang.

Selalu, seperti ada
yang tak mau selesai.

2023
Dedy Tri Riyadi
Latest posts by Dedy Tri Riyadi (see all)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *