kenanglah, sepulang sekolah di lembar-lembar ladang orang yang tak berumah kita nyamar jadi pemulung bawa karung, memungut damar-damar serupa karang tembikar ditebar Tuhan jadi keping dinar kering dari pokok meranti ditebang hilang di tanah ini panas adalah teman ganas setia setiap hari berdiskusi tentang anak-anak malas, malang, ketika uang jajan lebih ditakuti daripada hujan melas belas emas turun dari emis ayah ibu yatim piatu ya, karena kita sadar bahwa bernalar tak sekadar jadi pintar tapi bagaimana perut juga terhindar dari lapar dan dari sebongkah damar kita belajar kita perlu terpapar untuk jadi sabar yang bersinar Ruang Kenang, 18 Juni 2023
Posted inPuisi
Karya puisi yang sangat bagus.