nyatanya aku masih kerasan di tanah kelahiran melewati banyak jam bersama orang-orang yang takut kematian orang-orang yang mencintai kebiasaan monoton: bangun pagi mandi gosok gigi keramas sarapan menyecap segelas kopi mengupah pejabat lewat pajak sebatang rokok memberi makan hewan ternak menyalakan ponsel membagi emoji love ke whats-up pacar gelap menyimak curhat seorang kawan di dinding ratapan yang diberi judul dan tanggal tayang mungkin itu adalah puisi atau sajak bisa juga pantun tapi aku tak perduli mereka tulis apa dan nyatanya aku telah membacanya kadang membosankan memang! seperti acara televisi kiwari yang dikendalikan oligarki mereka memulainya dengan siraman rohani lantas mengulas kearifan lokal lalu sisi lain selebriti yang gak penting debat agenda politik yang naif perilaku amoral pendidik formal oknum jenderal yang main dor pada junior oknum pejabat yang pesta alkohol di bar yang berpura-pura santun pada tiap blusukan yang main mata di mahkamah keluarga ah, sebuah rutinitas yang wajar mungkin lazim di sebuah negeri yang gagal bermetamorfosis pasca ditinggalkan intelektual dan aktivis-aktivis banal mungkin aku butuh selembar cermin sebagai pelarian sebagai teman yang sabar saat aku emosi saat aku menertawakan diri sendiri sebab iblis menjadi kompas di otak kiri kadang aku pun menangis saat aku benar-benar haus renungan khusus sialnya, malaikat bergegas lampus nyatanya benar firman tuhan: "kebenaran hanya ada di langit bumi hanya tempat berguyon" kecuali di Syam kecuali di Syam jalur timur kiamat kecil umur sumir ibu-ibu hamil- bayi-bayi mungil deru bedil jejak proyektil fosfor yang liar merancuni kelenjar: para puritan para militan yang menolak tanah putihnya diinjak-injak kaum berkulit perak pasir biram sepanjang jalan gerhana sepanjang malam pancaroba sepanjang cuaca anyir darah sepanjang tanah lalu di mana tempat berguyon seperti nukilan firman tuhan? "di sini kawan! di tanah kelahiranku yang sedang sibuk merancang tipu-tipu menjelang musim pemilu" bukan di Syam! Oct-2023
Latest posts by Alif Darojat (see all)
- Noktah Senjakala - 16 November 2024
- Semiotika Ramadhan - 20 April 2024
- Solilokui - 9 Desember 2023